Psikologi Perkembangan Anak

By sulthan on Jumat, 12 Juni 2015

Psikologi Perkembangan Anak


Anak usia dini pasti lebih senang dengan hal- hal yang bisa membuat anak senang seperti bermain, belajar karena dengan inilah anak-anak lebih senang apalagi mereka tidak perlu memikirkan banyak hal layaknya orang dewasa. Namun, anda harus tetap memperhatikan perkembangan anak anda.


Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal penting dalam menunjang fisik dan mental anak. Perkembangan anak berhubungan dengan keadaan dan kondisi dalam keluarga yang harmonis atau keluarga yang kurang harmonis. Oleh karea itu, Tahapan Psikologi Perkembangan Anak harus lebih di perhatikan untuk perkembangan dan pertumbuhan secara meunyeluruh apalagi jika anak tersebut masih dalam usia dini yang masih harus di perhatikan oleh orang tua dan keluarga.

Anak memiliki masa atau perode keemasan pada usia 0- 8 tahun, laju keemasan ini anak akan mengalami tingkat perkembangan yang drastis mulai dari cara berfikir, emosi, motorik, fisik dan secara sosial. Peran orang tua disini, sangat berpengaruh pada tahapan psikologi perkembangan anak.

Untuk itu, berikut ini hal yang harus diperhatikan bagi orang tua tentang psikologi perkembangan anak

Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.

Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik psikologi perkembangan anak sangat besar, karena psikologi atau kejiwaannya memiliki kesensitifan yang tinggi. Dengan orang tua turun langsung memberikan pendekatan dalam hal mendidik akan membuat anak lebih yakin dan berani menhadapai semua tantangan belajar.

Karena cenderung psikologi perkembangan anak pada masa perkembangan itu memiliki sifat ketergantungan, yakni yang lebih spesifiknya masih belum ingin jauh dari orang tua. Pada masa perkembangan di usia 6 tahun si anak biasa baru mulai akan memiliki jarak dengan orang tua (terutama ibu) karena mungkin tempat tidur yang dipisah dan lain sebagainya. Untuk kondisi ini orang tua harus lebih memahami dan melakukan pendekatan secara emosional yang lebih intim meskipun dengan pemisahan-pemisahan tadi secara kejiwaan tetap terkait erat.

Orang Tua Berperan Besar Dalam Psikologi Perkembangan Anak

Peran orang tua memang sangat besar dalam psikologi perkembangan anak, mereka juga harus banyak belajar bagaimana menjadi orang tua yang selalu diinginkan kehadirannya. Banyak sekali jika kita melihat anak yang begitu enggan berbicara dengan orang tua atau bercengkrama dengan orang tua karena psikologi perkembangan anak tersebut mengalami keterbelakangan yang dalam artian si anak ketakutan terhdap tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh orang tua.

Sebenarnya orang tua tidak boleh melakukan penuntutan yang berlebihan sehingga membuat si anak menjadi ketakutan dan akhirnya justru menjaga jarak dengan orang tua. Mulai tidak jujur, tidak komunikatif lebih senang menyendiri dan autis. Permasalah psikologi perkembangan anak sudah ada sejak lama, namun karena orang tua Indonesia kita tahu sendiri angka pendidikan yang mencapai perguruan tinggi sangat minim, sebenarnya bagi orang tua yang putus sekolah dan tidak tahu cara membangun karakter atau psikologi perkembangan anak seharusnya bisa mencari informasi melalui buku dan internet.

Perkembangan jaman semakin modern tidak ada alasan untuk orang tidak mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Karena jendela ilmu yang saat ini sangat terbuka memungkinkan orang memiliki hal atau kemampuan yang sama dalam melakukan sesuatu. Ternyata yang belajar bukan hanya anak, anda sebagai orang tua pun dituntut untuk mendidik anak, karena dalam silsilah anda tetap generasi yang pertama memiliki anak dari diri anda sendiri. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak tidak hanya untuk ibu sang ayah pun haru tahu bagaimana membangun psikologi perkembangan anak yang baik.