Masya Allah. Inilah Manfaat Berdzikir yang Jarang Diketahui Orang

By sulthan on Kamis, 23 Juni 2016


Masya Allah. Inilah Manfaat Berdzikir yang Jarang Diketahui Orang

1. Diberi Keberuntungan

Berdzikir dapat membawa seseorang pada suatu keberuntungan. Allah Swt, berfirman:  “Maka, berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama Allah Sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” (QS.al-Anfaal [8]: 45)

Berdasarkan surat al-Anfaal ayat 45 tersebut, kita mengetahui bahwa ibu hamil yang banyak berdzikir mendapat keberuntungan dari Allah Swt, berupa anak yang terlahir dalam keadaan sempurna, sehat, dan bersikap shalih maupun shalihah.

2. Mengatasi Problem Psikologis

Stress merupakan cirri-ciri orang yang hatinya tidak tenteram. Stress yang dialami oleh ibu hamil akan dapak buruk bagi kesehatan anak yang dikandungnya.

Elizabeth Hurlock, seorang pakar janin, menyatakan bahwa kondisi psikologis yang baik atau tidak, yang dialami oleh seorang ibu hamil dapat memengaruhi psikologis anak dalam kandungannya, sehingga besar kemungkinan pengaruh negative tersebut berubah menjadi bawaan anak. Sehingga, anak menjadi seorang penakut, pemarah, penyedih, dan lain sebagainya.

Untuk mengurangi rasa stress, Allah Swt, memerintahkan kita untuk mengingat-Nya melalui dzikir. Sebab, dzikir dapat menentramkan hati. Perintah Allah tersebut terdapat dalam al-Qur’an, tepatnya pada ayat berikut:

“(Yaitu), orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.ar-Ra’d [13]: 28).

Menurut M. Afif Anshori (2003), dari hasil penelitiannya ia menyebutkan bahwa timbulnya gangguan kejiwaan, sesungguhnya berpangkal pada ketidaksadaran diri bahwa dirinya itu tidak mampu mengejar yang dicita-citakan. Namun, mereka tetap memforsir segala potensi akal budinya sehingga kelelahan. Menurut anggapannya, segala keinginan jika diusahakan dengan pengerahan segenap potensi tenaga dan pikiran, mesti akan tercapai. Akan tetapi  mereka tidak menyadari bahwa kemampuan manusia sangat terbatas dan ada kelemahannya. Akibatnya terjadilah shock, stress, depresi, frustasi, dan beragam kekalutan mental lainnya.

Disinilah pentingnya dzikir agar manusia mengetahui dan mengenal jati dirinya dan Tuhannya. Sebagaimana kita ketahui, dzikir pada prinsip pokoknya adalah memusatkan pikiran dan perasaan kepada Allah Swt, dengan cara menyebut nama-Nya secara berulang-ulang . hal ini membuat seseorang mempunyai pengalaman “berhubungan” dengan Allah Swt, sehingga dengan sendirinya akan menghilangkan rasa keterpisahan antara manusia dengan Tuhannya.

Dzikir mempunyai kemiripan dengan berbagai teknik meditasi pada tradisi agama-agama lain, baik pada tekniknya maupun efek yang ditimbulkannya. Banyak fakta penelitian yang telah membuktikan bahwa dzikir tidak hanya berpengaruh pada perkembangan ruhani seseorang, melainkan juga berpengaruh terhadap dimensi fisi. Misalnya, dalam menyembuhkan berbagai penyakit fisik, seperti stress, kecemasan, dan depresi.

Sementara itu, dalam sudut pandang kaca mata ilmu kedokteran jiwa/kesehatan jiwa, dzikir merupakan terapi psikistrik, setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi biasa. Hal ini dikarenakan dzikir mengandung unsure spiritual  keruhanian/keagamaan/ketuhanan yang dapat membangkitkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self confidence) pada diri seseorang yang sedang sakit,sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Banyak fakta yang juga telah membuktikan bahwa orang-orang yang mengalami kekalutan mental (mental disorder) dikarenakan mereka mengalami kekeringan jiwa akibat jauh dari norma-norma religious. Fakta-fakta ini dapat dikaitkan dengan teori kepribadian yang disampaikan oleh Sigmund Freud, bahwa apabila seorang tidak berdzikir hidupnya akan selalu dalam pengaruh ID (Das Es), dan akibatnya orang tersebut akan menjadi psikopat, yakni kondisi seseorang  yang  tidak memperhatikan norma-norma segala tindakannya, karena ego (Dash Ich)manusia akan senantiasa mengikuti pengaruh alam bawah sadar (ID) dengan demikian pengaruh super ego (alam moral) tidak berfungsi.

Apabila dilihat dari sudut pandang psikologis , orang yang berdzikir (dzakirin) merupakan orang yang jauh dari kegoncangan jiwa (ambivalen) akibat penderitaan. Hal ini dikarenakan orang yang senantiasa berdzikir, super egonya  selalu berfungsi sebagai alat control terhadap perilaku kesehariannya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dzikir memiliki kemampuan untuk mengatasi segala problem psikologis yang dihadapi oleh manusia. Sebab dzikir, bisa dijadikan sebagai alat penyeimbang (equilibrium) bagi  jiwa dan ruhani manusia dimana mereka berada.

Keseimbangan tersebut tentunya sangat dibutuhkan ibu hamil dalam menjaga kandungannya selama lebih Sembilan bulannya. Dengan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt., ketenteraman batin ini akan sangat baik bagi perkembangan janin, baik secara fisik maupun spritualnya, sehingga kelak lahir anak yang shalih dan shalihah.

3. Diingat Oleh Allah
Seseorang yang rajin berdzikir akan diingat oleh Allah Swt. Allah juga akan menambahkan nikmat kepadanya. Allah Berfirman:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan, bersyukurlah kepada-Ku serta janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS.al-Baqarah [2] : 152).

Ibu hamil dan anak dalam kandungannya merupakan dua entitas yang berbeda, tetapi satu kesatuan. Jika ibu hamil mengingat Allah, maka janin dalam kandungannya pun juga mengingat Allah. Dengan demikian, Allah akan mengingat si ibu hamil beserta janin dalam kandungannya.


Seseorang termasuk ibu hamil yang diingat oleh Allah Swt. Akan terpenuhi segala kebutuhannya. Sementara, janin yang diingat oleh Allah akan dijadikan-Nya sebagai anak yang shalih maupun shalihah yang akan menyelamatkan dirinya dan orang tuanya.