LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK)

By sulthan on Senin, 28 Februari 2011

TK di Banjarmasin, landasan TK, Pengelolaan TK, Manajemen TK, TK Negeri Pembina
PAUD-Anakbermainbelajar---Untuk menyelenggarakan dan mengelola sebuah Taman Kanak-kanak (TK) kita harus memahami Landasan penyelenggaraannya. Hal ini dimaksudkan agar kita memiliki dasar dan arah untuk mengelola sebuah lembaga Pendidikan TK yang baik. Kerangka landasan ini juga diharapkan dapat memberikan acuan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, melakukan penelitian, menata administrasi, menata sarana dan prasarana serta melakukan monitoring dan pengawasan penyelenggaraan TK.

Ada 3 tiga landasan penyelenggaraan pendidikan TK ini yaitu :

1. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis berisi tentang acuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur penyelenggaraan pendidikan TK.



2. Landasan Operasional

Landasan operasional berisi tentang teknis penyelenggaraan TK sebagai penjabaran peraturan pemerintah yang biasanya disusun dalam keputusan Menteri.



3. Landasan Konseptual

Landasan Konseptual atau sering dikenal dikenal dengan landasan teoritis berisi tentang pedoman teoritis atau acuan konseptual dalam menyelenggarakan pendidikan di TK.


Selengkapnya

INILAH CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK MENURUT TEORI

By sulthan on Rabu, 02 Februari 2011

Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, dapat diartikan bahwa perkembangan merupakan pola perubahan yang dimulai pada saat konsepsi (pembuahan) dan berlanjut di sepanjang rentang kehidupan. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan, bahkan pada kematian sekalipun, pertumbuhan tetap ada (Santrock, 1998) dalam Papalia, dkk (2004). disebutkan bahwa perkembangan manusia merupakan suatu studi ilmiah tentang bagaimana seseorang berubah dan sekaligus bagaimana mereka tetap sama dalam waktu yang berbeda.

Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematik, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik dan psikis. secara sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu besifat saling mempengaruhi antara bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Secara progresif perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis) dan secara berkesinambungan perubahan pada bagian atau fungsi organism berlangsung secara beraturan.

Manusia pada dasarnya memiliki perkembangan yang merujuk kepada perubahan fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika lingkungan sementara psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu seperti perkembangan kognitif,emosi,social dan moral. Adapun ciri-ciri perkembangan secara umum seperti berikut:
  • terjadinya perubahan dalam aspek fisik ( perubahan berat badan dan organ-organ tubuh) dan aspek psikis (matangya kemampuan berfikir, mengingat serta berkreasi)
  • terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik ( proporsi tubuh anak berubah sesuai fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan dari imajenasi fantasi ke realitas)
  • Lenyapnya tanda-tanda yang lama; aspek fisik( lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis ( lenyapnya prilaku kanak-kanak dan prilaku implusif
  • Di perolehnya tanda-tanda yang baru ; aspek fisik ( pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja) aspek psikis berkembangya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).


Adapun prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
  1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending proses) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar.
  2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun social saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
  3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan itu terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan persyaratan bagi perkembangan selanjutnya


Menurut Yelon dan Weinstein 1977 pola atau arah perkembangan itu sebagai berikut:

    Cephalocaudal (perkembangan itu dimulaia dari kepala ke kaki, artinya yang matang duluan adalah bagian atas kemudian ke bagian bawah dan tidak mungkin terbalik), dan proximodistal (dari tengah ke samping seperti paru dan jantung, ke pinggir seperti tangan)
    Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi setelah matang strukturnya. Seperti mata melihat setelah otot-ototnya matang.
    Perkembangan itu berdiferensiasial maksudnya perkembangan itu berlangsung dari umum ke khusus.
    Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berfikir yang konkret ( objeknya tampak ke abstrak (objeknya tidak tampak)
    Perkembangan itu berlangsung dari egosentris menjadi perspektifis. sifat yang melihat atau memperhatikan dirinya sebagai pusat, tapi melalui pengalamannya dalam bergaul dengan temannya lambat laun sifat egosentris itu berubah menjadi perspektifis (anak sudah mulai memerhatikan kepentingan orang lain)
    Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”, maksudnya pada awal anak sangat bergantung pada orang lain sehingga hidupnya didominasi oleh pengontrolan dari luar seiiring bertambahnya pengalaman dari lingkungan ia mampu mengontrol dirinya sendiri.
    Pekembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda ( ada cepat dan ada yang lambat)


Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. Prinsip ini dijelaskan dengan contoh yaitu:
  • Sampai usia dua tahun,anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya.
  • Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia social (belajar bergaul dengan orang lain)
  • Setiap indivudu yang normal akan mengalai tahapan / fase perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan.


Menurut pendapat para ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam tadi dapat digolongkan dalam tiga bagaian, yaitu:
  1. Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan yang berdasar biologis didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasar atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi. Antara fase kedua dan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.
  2. Periodisasi yang berdasarkan psikologis. Tokoh utama yang mendasrkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Ia menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar masa-masa perkembangan, karena ia yakinbahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
  3. Periodisasi yang berdasarkan didaktis pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Haevey A. Tilker dan Elizabeth B Hurlock tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakihat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:

Masa sebelum lahir (prenatal period)

Masa konsepsi 9 bulan 10 hari.

Periode telur (zygote sampai akhir minggu ke dua).

Periode embrio akhir minggu ke dua akhir bulan ke dua.

Periode janin aetus akhir bulan ke dua sampai masa lahir.

Masa bayi baru lahir ( new born)

Sejak bayi lahir usia 10-15 hari.

Masa platean stage adalah masa pemberhentian pertumbuhan.

Masa bayi (babyhood)

Usia 2 minggu sampai 2 tahun masa ini sebagai masa periode kritis, periode pembentukan segala pengaruh dasar kepribadian.

Masa kanak-kanak awal (early childhood)

Masa mempersiapkan diri hidup di lingkungan social (kelas 1 SD).

Masa kanak-kanak akhir (later childhood)

Usia 6-12 tahun masa anak siap menerima tuntutan orang di luar.

Masa puber (puberty)

Periode tumpang tindih antara masa kanak-kanak akhir dan masa awal remaja. Usia berkisar 10- 16 tahun perubahan tubuh (proporsi, kondisi) pertumbuhan ciri-ciri seks awal dan skunder.

    Masa dewasa awal (early adulthood) 21-40 tahun
    Masa dewasa madya (middle adulthood) 40-60 tahun
    Masa usia lanjut (later adulthood) 60 keatas

Melalui pengetahuan ini kiranya seorang tua diharapkan memperhatikan perkembangan anaknya jika terjadi penyimpangan ataupun pendahuluan perkembangan orang tua harusnya meluruskan hal-hal yang terlihat kurang sehingga anak dapat berkembang sesuai fase-fase perkembangan yang dipaparkan tadi dan tentunya terhindar dari percepatan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak masa kini.
Selengkapnya

INILAH 7 MANFAAT BERMAIN UNTUK ANAK USIA DINI

By sulthan on Selasa, 01 Februari 2011

Dunia anak, anak bermain, manfaat bermain, bermain diPAUD, permainan Anak Usia Dini, Permainan anak Outdoor
PAUD-Anakbermainbelajar---Bermain adalah sesuatu yang sangat penting bagi anak usia dini, karena dunia anak itu pada dasarnya adalah dunia bermain, dunia yang menyenangkan, penuh dengan warna warni yang indah sesuai dengan kehidupan anak-anak. Kegiatan bermain itu sangat disukai oleh anak usia dini, lihatlah sebagian besar waktu anak-anak itu digunakan untuk bermain. Banyak Ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian dan diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak, baik dalam ranah fisik, motorik, kognitif, bahasa dan sosial, serta emosional. Alat bermain (mainan) ataupun kegiatan bermain tertentu, secara bersamaan memiliki banyak sekali manfaat, jadi tidak hanya mempunyai satu manfaat saja bagi anak usia dini.

Berikut  inilah manfaat-manfaat bermain untuk anak usia dini yang sering kita temukan dalam berbagai kesempatan baik dalam keseharian anak dirumah maupun di sekolah (lembaga PAUD);

1. Manfaat bermain dalam perkembangan kognitif anak usia dini

seperti kita ketahui bahwa aspek kognitif itu berkaitan dengan daya ingat, daya tangkap, kemampuan memahami suatu informasi, pengetahuan yang dikuasai seseorang, daya nalar, daya analisis, daya imajinasi, dan daya cipta atau kreativitas (Reber, 1995). Melalui bermain, anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain, sebab rentang perhatian anak Balita masih terbatas. Lagi pula mereka juga masih sulit diatur, sulit untuk dapat duduk tenang lebih dari lima belas menit. Cara terbaik yang paling tepat untuk memperkenalkan berbagai pengetahuan dan konsep dasar adalah melalui bermain. Misalnya untuk memperkenalkan konsep warna dilakukan sambil bermain melempar bola ke dalam keranjang yang berwarna sama dengan bola yang dilempar. Dapat disediakan beberapa warna bola serta keranjang dan diterapkan aturan bermain bahwa bola biru dilempar ke keranjang biru dan seterusnya. Daya cipta, misalnya dapat dikembangkan melalui bermain konstruktif. Anak diminta menyusun sejumlah balok atau kepingan-kepingan plastik untuk membentuk sesuatu atau menggambar berdasarkan imajinasinya. 


2. Manfaat bermain dalam perkembangan bahasa anak usia dini 

Menurut Vygotsky (Owens, 1996), Bahasa merupakan faktor penting untuk dikuasai manusia karena perkembangan intelektual seorang anak terkait dengan bahasa. Bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, dan memperlajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak semakin meningkat.

Pada usia empat tahunan diharapkan anak sudah dapat menggunakan lebih dari seribu katan dan usia tahunan menggunakan sekitar 2600 kata dan mampu memahami 20.000 kata (Owens, 1996). Sejak usia satu setengah tahun seorang anak dapat mempelajari sekitar sembilan kata baru setiap harinya (Rice dalam Papalia et.al., 2004). Kriteria tersebut tidak berlaku mutlak, tetapi dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam memantau perkembangan bahasa pada anak. 


3. Manfaat bermain dalam perkembangan fisik anak usia dini

Melalui bermain anak dapat menyalurkan energi tubuhnya yang banyak digunakan karena ia senang bergerak sehingga iapun memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya terkekang. Dengan bergerak naik-turun tangga, berlarian disekitar ruangan, jumpalitan, melompat, meloncat, meniti, bermain perosotan, bermain ayunan, dan seterusnya maka otot-otot tubuhnya pun menjadi kuat dan tubuhnya menjadi sehat.


5. Manfaat bermain dalam perkembangan motorik anak usia dini

Sumbangan bermain terhadap perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun halus sudah sangat jelas.  Apabila kita perhatikan anak menjelang usia dua tahun bermain dengan berlari-lari kecil maka selanjutnya di usia tiga tahun anak tersebut sudah terampil berlari. Beda halnya dengan anak yang kurang diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas ini, gerakan berlarinya nampak canggung sekalipun usianya sudah tiga tahunan. Hal ini berlaku pula dalam aktivitas lain yang membutuhkan gerakan motorik kasar, seperti melompat, meloncat, meniti, berjumpalitan. Apabila anak-anak diberi kesempatan untuk melakukannya, niscaya mereka akan lincah bergerak.

6. Manfaat bermain dalam perkembangan sosial anak usia dini

Di usia prasekolah, anak perlu belajar berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Perpisahan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak apabila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan hatinya. Sebaliknya, melalui bermain pula, anak akan semakin mahir besosialisasi dengan orang lain dan teman-teman sebayanya. Bersosialisasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dengan orang lain, menyesuaikan diri dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, dan dengan segala macam orang yang memiliki karakteristik unik. Anakpun belajar untuk berbagi dengan sesama teman, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri. Kemampuan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan anak pun akan ia temukan. Misalnya, bagaimana ia harus mencari upaya agar barang yang menjadi miliknya tidak dirampas begitu saja oleh anak lain, dan sebaliknya. Bagaimana aturan permainan harus dibuat agar pertengkaran dapat dihindari. Melalui bermain ia akan belajar berkomunikasi dengan sesama teman, baik dalam hal mengemukakan pikiran, pendapat, perasaannya, maupun memahami apa yang disampaikan oleh teman sehingga hubungan dapat terbina dan anak-anak saling bertukar informasi.

7. Manfaat bermain dalam perkembangan emosi dan kepribadian anak usia dini.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang sudah ada dengan sendirinya pada diri anak dan menjadi kebutuhan mereka. Melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan-ketegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang harus ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan dan dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata sehingga setidaknya akan membuat anak merasa lega serta rileks.

Dari kegiatan bermain bersama teman maka ia dapat menilai dirinya sendiri. Apa yang menjadi kelebihannya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positf, yaitu mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah lagu agar dapat bekerja sama dengan orang lain, bersikap jujur, murah hati, dan tulus.

Demikian ayah-bunda tentang 7 manfaat bermain untuk anak usia dini kita, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita memahami tentang pentingnya manfaat bermain ini bagi anak. terimakasih. Wassalam.

Selengkapnya