PAUD-Anakbermainbelajar---Bermain adalah sesuatu yang sangat penting bagi anak usia dini, karena dunia anak itu pada dasarnya adalah dunia bermain, dunia yang menyenangkan, penuh dengan warna warni yang indah sesuai dengan kehidupan anak-anak. Kegiatan bermain itu sangat disukai oleh anak usia dini, lihatlah sebagian besar waktu anak-anak itu digunakan untuk bermain. Banyak Ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian dan diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak, baik dalam ranah fisik, motorik, kognitif, bahasa dan sosial, serta emosional. Alat bermain (mainan) ataupun kegiatan bermain tertentu, secara bersamaan memiliki banyak sekali manfaat, jadi tidak hanya mempunyai satu manfaat saja bagi anak usia dini.
Berikut inilah manfaat-manfaat bermain untuk anak usia dini yang sering kita temukan dalam berbagai kesempatan baik dalam keseharian anak dirumah maupun di sekolah (lembaga PAUD);
1. Manfaat bermain dalam perkembangan kognitif anak usia dini
seperti kita ketahui bahwa aspek kognitif itu berkaitan dengan daya ingat, daya tangkap, kemampuan memahami suatu informasi, pengetahuan yang dikuasai seseorang, daya nalar, daya analisis, daya imajinasi, dan daya cipta atau kreativitas (Reber, 1995). Melalui bermain, anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain, sebab rentang perhatian anak Balita masih terbatas. Lagi pula mereka juga masih sulit diatur, sulit untuk dapat duduk tenang lebih dari lima belas menit. Cara terbaik yang paling tepat untuk memperkenalkan berbagai pengetahuan dan konsep dasar adalah melalui bermain. Misalnya untuk memperkenalkan konsep warna dilakukan sambil bermain melempar bola ke dalam keranjang yang berwarna sama dengan bola yang dilempar. Dapat disediakan beberapa warna bola serta keranjang dan diterapkan aturan bermain bahwa bola biru dilempar ke keranjang biru dan seterusnya. Daya cipta, misalnya dapat dikembangkan melalui bermain konstruktif. Anak diminta menyusun sejumlah balok atau kepingan-kepingan plastik untuk membentuk sesuatu atau menggambar berdasarkan imajinasinya.
seperti kita ketahui bahwa aspek kognitif itu berkaitan dengan daya ingat, daya tangkap, kemampuan memahami suatu informasi, pengetahuan yang dikuasai seseorang, daya nalar, daya analisis, daya imajinasi, dan daya cipta atau kreativitas (Reber, 1995). Melalui bermain, anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain, sebab rentang perhatian anak Balita masih terbatas. Lagi pula mereka juga masih sulit diatur, sulit untuk dapat duduk tenang lebih dari lima belas menit. Cara terbaik yang paling tepat untuk memperkenalkan berbagai pengetahuan dan konsep dasar adalah melalui bermain. Misalnya untuk memperkenalkan konsep warna dilakukan sambil bermain melempar bola ke dalam keranjang yang berwarna sama dengan bola yang dilempar. Dapat disediakan beberapa warna bola serta keranjang dan diterapkan aturan bermain bahwa bola biru dilempar ke keranjang biru dan seterusnya. Daya cipta, misalnya dapat dikembangkan melalui bermain konstruktif. Anak diminta menyusun sejumlah balok atau kepingan-kepingan plastik untuk membentuk sesuatu atau menggambar berdasarkan imajinasinya.
2. Manfaat bermain dalam perkembangan bahasa anak usia dini
Menurut Vygotsky (Owens, 1996), Bahasa merupakan faktor penting untuk dikuasai manusia karena perkembangan intelektual seorang anak terkait dengan bahasa. Bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, dan memperlajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak semakin meningkat.
Pada usia empat tahunan diharapkan anak sudah dapat menggunakan lebih dari seribu katan dan usia tahunan menggunakan sekitar 2600 kata dan mampu memahami 20.000 kata (Owens, 1996). Sejak usia satu setengah tahun seorang anak dapat mempelajari sekitar sembilan kata baru setiap harinya (Rice dalam Papalia et.al., 2004). Kriteria tersebut tidak berlaku mutlak, tetapi dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam memantau perkembangan bahasa pada anak.
Menurut Vygotsky (Owens, 1996), Bahasa merupakan faktor penting untuk dikuasai manusia karena perkembangan intelektual seorang anak terkait dengan bahasa. Bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, dan memperlajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak semakin meningkat.
Pada usia empat tahunan diharapkan anak sudah dapat menggunakan lebih dari seribu katan dan usia tahunan menggunakan sekitar 2600 kata dan mampu memahami 20.000 kata (Owens, 1996). Sejak usia satu setengah tahun seorang anak dapat mempelajari sekitar sembilan kata baru setiap harinya (Rice dalam Papalia et.al., 2004). Kriteria tersebut tidak berlaku mutlak, tetapi dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam memantau perkembangan bahasa pada anak.
3. Manfaat bermain dalam perkembangan fisik anak usia dini
Melalui bermain anak dapat menyalurkan energi tubuhnya yang banyak digunakan karena ia senang bergerak sehingga iapun memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya terkekang. Dengan bergerak naik-turun tangga, berlarian disekitar ruangan, jumpalitan, melompat, meloncat, meniti, bermain perosotan, bermain ayunan, dan seterusnya maka otot-otot tubuhnya pun menjadi kuat dan tubuhnya menjadi sehat.
Melalui bermain anak dapat menyalurkan energi tubuhnya yang banyak digunakan karena ia senang bergerak sehingga iapun memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya terkekang. Dengan bergerak naik-turun tangga, berlarian disekitar ruangan, jumpalitan, melompat, meloncat, meniti, bermain perosotan, bermain ayunan, dan seterusnya maka otot-otot tubuhnya pun menjadi kuat dan tubuhnya menjadi sehat.
5. Manfaat bermain dalam perkembangan motorik anak usia dini
Sumbangan bermain terhadap perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun halus sudah sangat jelas. Apabila kita perhatikan anak menjelang usia dua tahun bermain dengan berlari-lari kecil maka selanjutnya di usia tiga tahun anak tersebut sudah terampil berlari. Beda halnya dengan anak yang kurang diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas ini, gerakan berlarinya nampak canggung sekalipun usianya sudah tiga tahunan. Hal ini berlaku pula dalam aktivitas lain yang membutuhkan gerakan motorik kasar, seperti melompat, meloncat, meniti, berjumpalitan. Apabila anak-anak diberi kesempatan untuk melakukannya, niscaya mereka akan lincah bergerak.
Sumbangan bermain terhadap perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun halus sudah sangat jelas. Apabila kita perhatikan anak menjelang usia dua tahun bermain dengan berlari-lari kecil maka selanjutnya di usia tiga tahun anak tersebut sudah terampil berlari. Beda halnya dengan anak yang kurang diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas ini, gerakan berlarinya nampak canggung sekalipun usianya sudah tiga tahunan. Hal ini berlaku pula dalam aktivitas lain yang membutuhkan gerakan motorik kasar, seperti melompat, meloncat, meniti, berjumpalitan. Apabila anak-anak diberi kesempatan untuk melakukannya, niscaya mereka akan lincah bergerak.
6. Manfaat bermain dalam perkembangan sosial anak usia dini
Di usia prasekolah, anak perlu belajar berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Perpisahan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak apabila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan hatinya. Sebaliknya, melalui bermain pula, anak akan semakin mahir besosialisasi dengan orang lain dan teman-teman sebayanya. Bersosialisasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dengan orang lain, menyesuaikan diri dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, dan dengan segala macam orang yang memiliki karakteristik unik. Anakpun belajar untuk berbagi dengan sesama teman, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri. Kemampuan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan anak pun akan ia temukan. Misalnya, bagaimana ia harus mencari upaya agar barang yang menjadi miliknya tidak dirampas begitu saja oleh anak lain, dan sebaliknya. Bagaimana aturan permainan harus dibuat agar pertengkaran dapat dihindari. Melalui bermain ia akan belajar berkomunikasi dengan sesama teman, baik dalam hal mengemukakan pikiran, pendapat, perasaannya, maupun memahami apa yang disampaikan oleh teman sehingga hubungan dapat terbina dan anak-anak saling bertukar informasi.
Di usia prasekolah, anak perlu belajar berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Perpisahan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak apabila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan hatinya. Sebaliknya, melalui bermain pula, anak akan semakin mahir besosialisasi dengan orang lain dan teman-teman sebayanya. Bersosialisasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dengan orang lain, menyesuaikan diri dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, dan dengan segala macam orang yang memiliki karakteristik unik. Anakpun belajar untuk berbagi dengan sesama teman, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri. Kemampuan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan anak pun akan ia temukan. Misalnya, bagaimana ia harus mencari upaya agar barang yang menjadi miliknya tidak dirampas begitu saja oleh anak lain, dan sebaliknya. Bagaimana aturan permainan harus dibuat agar pertengkaran dapat dihindari. Melalui bermain ia akan belajar berkomunikasi dengan sesama teman, baik dalam hal mengemukakan pikiran, pendapat, perasaannya, maupun memahami apa yang disampaikan oleh teman sehingga hubungan dapat terbina dan anak-anak saling bertukar informasi.
7. Manfaat bermain dalam perkembangan emosi dan kepribadian anak usia dini.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang sudah ada dengan sendirinya pada diri anak dan menjadi kebutuhan mereka. Melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan-ketegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang harus ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan dan dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata sehingga setidaknya akan membuat anak merasa lega serta rileks.
Dari kegiatan bermain bersama teman maka ia dapat menilai dirinya sendiri. Apa yang menjadi kelebihannya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positf, yaitu mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah lagu agar dapat bekerja sama dengan orang lain, bersikap jujur, murah hati, dan tulus.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang sudah ada dengan sendirinya pada diri anak dan menjadi kebutuhan mereka. Melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan-ketegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang harus ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan dan dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata sehingga setidaknya akan membuat anak merasa lega serta rileks.
Dari kegiatan bermain bersama teman maka ia dapat menilai dirinya sendiri. Apa yang menjadi kelebihannya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positf, yaitu mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah lagu agar dapat bekerja sama dengan orang lain, bersikap jujur, murah hati, dan tulus.
Demikian ayah-bunda tentang 7 manfaat bermain untuk anak usia dini kita, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita memahami tentang pentingnya manfaat bermain ini bagi anak. terimakasih. Wassalam.
Baca juga tentang Pengertian Bermain dan Teori bermain di sini !