Mendongeng atau bercerita untuk anak-anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Ada beberapa teknik alat peraga yang dapat digunakan antara lain :
Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar planel dll. Cara menggunakan Peraga Gambar adalah :
Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Cara menggunakan Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
Boneka
Papan Planel
Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar planel dll. Cara menggunakan Peraga Gambar adalah :
- Pilihlah gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dannmenarik,
- Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
- Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
- Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
- Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
- Jika perlu gunakan telunjuk untuk menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
- Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
Bercerita dengan Peraga Gambar |
Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Cara menggunakan Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
- Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan anak-anak pastikan tempat duduk didepan agar dapat dilihat dari berbagai arah
- Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita jangan terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak pada saat membacakan buku
- Sebutkan identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain
- Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
- Bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
- Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah pehatian disesuaikan dengan urutan cerita
- Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya
- Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar
- perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan
- Sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut
- Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
- Lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
- Libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi kesemua arah anak.
Boneka
- Boneka yang dapat digunakan dalam mendongeng adalah ; Boneka gagang, tempel, gantung dan tangan.
- Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita
- Maksimalkan latar pada bgian depan dan belakang, bagian depan depan diisi dengan hiasan kecil yang menyerupai wujud asli, seperti rumput, bunga-bunga kecil dan bagian belakang diisi dengan gambar-gambar yang relatif permanen seperti gunung rumah-rumahan, gedung, gua, sawah atau hutan. Dapat dilengkapi pula dengan hiasan hidup seperti daun dan ranting.
- Tutup bagian depan dan bawah dengan kain, kayu atau gambar bagian depan bawah berfungsi sebagai penutup gerak pencerita sehingga perhatian anak dapat tertuju sepenuhnya pada panggung dan boneka.
- Jika memungkinkan, sediakan peralatan tambahan seperti tape recorder. Jika memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu yang dapat dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
- Sandiwara boneka dangan panggung memerlukan dua orang. Satu sebagai pencerita utama, satu sebagai pencerita pendukung yang merangkap sebagi operator musik
- Manfaatkan musik pengiring dan penegas (disamping musik pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus sebagai pembangkit suasana dramatik.
Papan Planel
- Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin
- Tempelkan gambar tersebut pada papan planel tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak
- Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
- Setiap mulai bercerita, jangan salah menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
- Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
- Sesekali adakan dialog dengan anak-anak
- Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bersama-sama mereka
- Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar tercipta suasana senang dan gembira
- Pastikan anak-anak tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
- Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Bercerita dengan Papan Planel |
Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
- Anak-anak tenang, memperhatikan sungguh-sungguh, tidak kesibukan sendiri, tidak sibuk berbicara dengan teman, atau memperhatikan guru dengan serius.
- Anak-anak rileks, ceria dan tersenyum gembira, tidak bereaksi terlalu berlebihan
- Anak-anak memberikan reaksi verbal yang berisi menerimaan menanggapi cerita dengan logis
- Anak-anak tidak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat santai dan tidak jenuh
- Anak-anak melihat kepada guru, diam ketika guru bercerita, dan dapat menjawab pertanyaan cerita, serta mampu memberikan tanggapan terhadap pertanyaan tentang cerita.
- Setelah selesai cerita anak-anak antusias membicarakan cerita yang disampaikan guru dengan teman-temannya. dan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan nilai moral yang disampaikan dalam cerita.