Adakalanya saat menjalani hidup ini ada hal-hal yang terjadi dan tidak mengenakkan yang menimpa kita. Penyebab terjadinya hal tersebut ialah manusia (orang lain). Itulah manusia, antara satu dengan yang lain tidak memiliki watak yang sama. Jika sama, sangat nyamanlah menjalani hidup ini.
Tidak sedikit orang, bahkan Anda sendiri mendapat perlakuan tidak baik dari orang lain, pada dasarnya ada rasa tidak ingin memaafkan kesalahan yang orang lakukan terhadap kita. Terlebih perlakuan tersebut menyisakan goresan luka yang cukup dalam. Pun demikian, sebagai umat muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kita harus saling memaafkan, terlebih orang yang melakukan kesalahan sudah meminta maaf pada kita secara langsung. Dan alangkah baiknya duluan memaafkan
Firman Allah SWT yang artinya, “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat).” (HR Al-Hakim)
Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan.”(HR Ath-Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda yang artinya ; “Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)
Rasulullah SAW bersabda kepada Uqbah yang artinya ; “Ya Uqbah maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? . “Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu“ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani ).
Sebagai umat muslim yang baik dan taat, sudah seharusnya untuk memaafkan atas kesalahan-kesalahan saudara kita sesama muslim. Dalam Surat An Nur diatas bukankah artinya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah SWT saja memaafkan hamba-hamba-Nya, kenapa kita tidak mau memaafkan saudara-saudara kita.
Seorang yang memaafkan kesalahan-kesalahany mempunyai sifat ksatria.
“Barangsiapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derjatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR Al-Hakim)
Dalam hadits lainnya sabda Rasulullah SAW yang artinya; “Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun kepada orang, maka ia tidak akan di beri ampun “ (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Ra)
Hendaklah kita memiliki sifat pemaaf. Alangkah meruginya jika kita tidak mau memberikan maaf pada orang lain seperti pada penjelasan hadits diatas. Jangan sampai hati begitu keras dan tidak memaafkan, suatu kerugian bagi kita sendiri.
Kita mengetahui bahwa kita semua umat Nabi Muhammad. Mari meneladani salah satu sifat Beliau yang selalu memaafkan ketika disakiti pada perjuangan menegakkan Islam masa lampau.
Allah berfirman yang artinya “Pada hari ini tidak ada cercaan kepada kamu , mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) ,dan DIA adalah Maha Penyayang diantara Penyayang.” ( QS Yusuf ;92)
Penjelasan Firman Allah SWT tersebut, begitulah ucapan Nabi Yusuf AS ketika para saudaranya meminta maaf kepada Nabi Yusuf karena kesalahan mereka pada masa lampau.
Jika seseorang yang melakukan kesalahan terhadapmu belum meminta maaf dan kamu sudah memaafkannya, berdoalah kepada Allah SWT agar ia bertaubat kepada Allah karena kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Makah ini sungguh luar biasa kebaikan dan balasan yang kita dapatkan dari Allah SWT.
Bacalah kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW di bawah ini :
Anas ra berkata : “Pada saat itu Rasulullah SAW sedang duduk bersama kami, tiba-tiba Beliau tersenyum hingga terlihat gigi serinya, kemudian sahabat Umar bertanya :
”Apakah yang menyebabkan engkau tertawa Ya Rasulullah ?”
Beliau menjawab :”Ada dua orang berlutut di hadapan Allah SWT. Lalu yang satu berkata :”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh saudaraku itu.”
Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya :”Kembalikan haknya” .
Orang itu menjawab :”Tiada sesuatupun kebaikanku dariku ini”.
Maka berkatalah orang yang menuntut itu :”Suruhlah ia menanggung dosaku”.
Kemudian Rasulullah SAW menangis dan bersabda :” Sesungguhnya hari itu sangatlah mengerikan (hari akhirat), hari dimana semua orang menginginkan orang lain menanggung dosa-dosanya. Lalu Allah SWT berfirman kepada yang menuntut tadi :
“Lihatlah keatas kepalamu, perhatikanlah surga-surga itu. Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata : “Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk Nabi yang manakah?”
Allah menjawab :”Itu untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya : “Siapakah yang dapat membayar harganya itu?”
Allah menjawab :” Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata : “Apakah itu Ya Tuhan?”
Allah menjawab :” Memaafkan kawanmu itu.”
Lansung ia berkata : “Aku memaafkan dia “
Maka Allah berfirman :”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke surga “. Kemudian Rasulullah SAW membaca “Fattaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum , sebab Allah memperbaiki atau mendamaikan antara kaum mukminin dihari akhirat “ (HR Abu ya’la Al Maushili)
Sahabat renungan Islam, masihkah kita ragu untuk memaafkan. Sungguh besar nikmat yang kita dapat jika memaafkan kesalahan-kesalahan saudara kita.
Semoga menjadi renungan bagi kita semua dan semoga bermanfaat.